200 Ribu Umat Islam Kesulitan Menguburkan Jenazahnya di Jepang

738

Jakarta, Muslim Obsession – Menjadi kelompok minoritas di negara tertentu kadang memang sangat terasa diskriminasinya. Itulah yang dirasakan oleh 200 ribu umat Islam di Jepang. Mereka sampai saat ini masih belum bisa menguburkan jenazahnya jika ada umat Islam yang meninggal.

Hal ini dikarenakan pemerintah Jepang belum mengizinkan dibukanya pemakaman khusus untuk umat Islam. Karena mayoritas orang yang meninggal di Jepang dikremasi. Sementara bagi umat Islam, mereka yang meninggal harus dikubur.

Sehingga umat Islam yang meninggal di Jepang terpaksa harus dipulangkan, dan dimakamkan ke negara asalnya. Salah satunya adalah seorang pria (57) asal Pakistan yang tinggal di Sapporo, di mana ia merasakan sulitnya memakamkan saudara muslimnya di Negeri Sakura ini.

“Dibutuhkan uang, waktu, dan upaya untuk dimakamkan di negara asal saya, dan itu tidak realistis,” katanya seperti dilansir dari laman Japan Today, Selasa (4/8/2020).

Menurut Departemen Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan, pemerintah pusat belum menetapkan peraturan pemakaman dan memberikan wewenang ke pemerintah kota untuk membuat aturan terkait proses penguburan jenazah muslim. Pada 2018 lalu, lebih dari 99 persen jenazah di Jepang dikremasi.

Kemudian Japan Islamic Trust mencatatkan, Jepang sama sekali tidak memiliki kawasan pemakaman khusus muslim di wilayah Tohoku timur laut atau di barat wilayah Chugoku.

“Jenazah seringkali harus dipindahkan ke kuburan yang jauh, yang dapat merusak jenazah atau mengakibatkan biaya transportasi yang tinggi,” kata Direktur Jenderal Kepercayaan, Qureshi Haroon.

Salah satu dari tujuh kawasan adalah pemakaman biasa di Hokkaido di kota pantai Yoichi. Tapi Yoichi Reien hanya menawarkan ruang yang sangat terbatas untuk pemakaman, di mana hanya empat hingga lima ruang bebas.

Meskipun masyarakat telah merencanakan untuk membuat pemakaman muslim di Otaru yang akan mengikuti protokol Hokkaido, seperti berada setidaknya 110 meter dari daerah perumahan, proyek itu telah ditinggalkan musim panas lalu setelah gagal mendapatkan dukungan dari penduduk lokal.

“Warga khawatir tentang kebersihan penguburan, di antara aspek-aspek lain,” kata seorang juru bicara kota.

Sementara itu, ada rencana untuk membangun pemakaman bagi umat Islam di Prefektur Oita, tetapi rencana itu juga mendapat tekanan balik dari penduduk setempat yang khawatir tentang polusi air. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here